Susah Shalat Malam? Ini Kuncinya
Fudhail bin Iyadh berkata : “Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya sedang dalam keadaan terhalang, karena dosa-dosamu begitu banyak.
Ibrahim bin Adam pernah didatangi oleh seseorang untuk meminta nasehat agar ia bisa mengerjakan shalat malam. Beliau kemudian berkata kepadanya, “Janganlah engkau bermaksiat kepada Allah Azza Wajála di siang hari, niscaya Allah akan membangunkanmu untuk bermunajat di hadapan-Nya malam hari. Sebab munajatmu di hadapan-Nya di malam hari merupakan kemuliaan yang paling besar, sedangkan orang yang bermaksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan itu”.
Seseorang datang kepada Imam Ghazali untuk menanyakan kepada Beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat.
Beliau menjawab , “Dosa-dosamu
telah membelenggumu “.
Beliau menjawab , “Dosa-dosamu
telah membelenggumu “.
Al-Hasan berkata, “ Tidaklah seseorang meninggalkan shalat malam kecuali karena dosa yang dilakukannya.
Oleh karena itu, periksalah diri kalian setiap malam ketika matahari terbenam, kemudian bertaubatlah kepada Robb kalian, agar kalian bisa mengerjakan shalat malam.”
Oleh karena itu, periksalah diri kalian setiap malam ketika matahari terbenam, kemudian bertaubatlah kepada Robb kalian, agar kalian bisa mengerjakan shalat malam.”
Dalam kesempatan lain, beliau menjelaskan, “Di antara pertanda seseorang itu tenggelam dalam dosa adalah bahwa dadanya tidak pernah lapang untuk bisa mengerjakan puasa di siang hari dan mengerjakan shalat sunnah di malam hari”.
Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Aku pernah terhalang (tidak bisa bangun) untuk mengerjakan shalat malam selama lima bulan disebabkan satu dosa yang telah aku lakukan”. Ditanyakanlah kepada beliau, “Dosa apakah itu ?” Beliau menjawab, “Aku melihat seorang laki-laki yang menangis, lalu aku katakan di dalam hatiku bahwa itu dilakukan nya sebagai bentuk kepura-puraan saja”
Abdullah bin Mas’ud pernah ditanya oleh seseorang, “Kami tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan
shalat,”. Ia pun menjawab, “Dosa-dosamu telah membelenggumu “.
Demikian juga memakan barang yang haram akan menghalangi pelaksanaan shalat malam. Salah seorang
dari kalangan Ulama mengatakan, ‘Betapa sering sesuap makanan itu menghalangi pelaksanaan shalat malam. Betapa sering pandangan itu menghalangi seseorang dari
membaca satu surat dari Al-Qur’an. Sungguh seorang hamba itu akan menyantap satu makanan atau melakukan sesuatu perbuatan yang menyebabkannya tidak bisa mengerjakan shalat malam selama satu tahun. Demikian juga, kecintaan kepada dunia (hubbud Dunya) bisa menghalangi seseorang untuk melaksanakan shalat malam.
shalat,”. Ia pun menjawab, “Dosa-dosamu telah membelenggumu “.
Demikian juga memakan barang yang haram akan menghalangi pelaksanaan shalat malam. Salah seorang
dari kalangan Ulama mengatakan, ‘Betapa sering sesuap makanan itu menghalangi pelaksanaan shalat malam. Betapa sering pandangan itu menghalangi seseorang dari
membaca satu surat dari Al-Qur’an. Sungguh seorang hamba itu akan menyantap satu makanan atau melakukan sesuatu perbuatan yang menyebabkannya tidak bisa mengerjakan shalat malam selama satu tahun. Demikian juga, kecintaan kepada dunia (hubbud Dunya) bisa menghalangi seseorang untuk melaksanakan shalat malam.
Abu Thalib Al-Makki berkata, “Yang bisa menghalangi seorang hamba dari melakukan shalat malam, atau yang menjadikannya lalai dalam waktu
sekian lama, ada tiga hal. Yaitu, menyantap makanan yang syubhat, terus-menerus melakukan perbuatan dosa, dan dominasi pikiran keduniaan terhadap hati.”
sekian lama, ada tiga hal. Yaitu, menyantap makanan yang syubhat, terus-menerus melakukan perbuatan dosa, dan dominasi pikiran keduniaan terhadap hati.”
Bertolak dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa yang bisa membantu seseorang agar bisa mengerjakan shalat malam itu adalah memakan makanan yang halal, istiqomah didalam bertaubat, menjauhi makanan yang haram dan syubhat, menjauhi dosa dan maksiat serta
menolak dominasi pikiran keduniaan dan kecintaan kepada dunia dari dalam hati dengan cara selalu ingat mati dan memikirkan akhirat atau apa saja
yang akan ditemui sesudah mati.
menolak dominasi pikiran keduniaan dan kecintaan kepada dunia dari dalam hati dengan cara selalu ingat mati dan memikirkan akhirat atau apa saja
yang akan ditemui sesudah mati.
Marraji :
1. Al Hilyah (VIII/91)
2. Tanbihul Mughtarrin
3. Qashash wa Atsar fil Khithabah wal Irsyad ( V/34)
4. Latha’iful Ma’arif
5. Ash-Shalah wat Tahajjud
6. Qútúl Qúlúb (I/88)
1. Al Hilyah (VIII/91)
2. Tanbihul Mughtarrin
3. Qashash wa Atsar fil Khithabah wal Irsyad ( V/34)
4. Latha’iful Ma’arif
5. Ash-Shalah wat Tahajjud
6. Qútúl Qúlúb (I/88)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment