Bayangkan Masa Depan, Hari Ini!
Pernah dengar istilah ini? “Jalani hidupmu bagaikan air mengalir” Saya punya problem besar memahami – apalagi menyepakatinya. Pertama, kita bukan air, namun manusia. Air mengikuti hukum alam bernama gravitasi sehingga pergerakannya selalu dari tempat tinggi ke yang lebih rendah. Selain itu, air juga selalu berubah bentuk sesuai dengan temperatur dan tekanan sekitar. Kita, manusia, walaupun 60% lebih terdiri dari air tapi bergerak dalam tataran yang sama sekali berbeda. Air bisa mengalir kemanapun tanpa punya kendali diri – menuju sungai, danau, laut hingga got dan septik tank. Sebaliknya manusia punya pikiran dan perasaan untuk bisa menetapkan langkah-langkah selanjutnya. Manusia juga tidak bisa sembarang berubah bentuk menjadi zat cair atau gas, kecuali dalam komik-komik superhero.
Kesimpulannya, bagi manusia seperti Anda dan saya kendali untuk menetapkan arah masa depan sepenuhnya ada diri kita masing-masing. Siapapun yang mampu melihat lebih jauh dari sekedar aktivitas sehari-hari akan sangat diuntungkan. Nah, kalau boleh jujur, sebagian besar orang tidak atau sangat jarang meluangkan waktu untuk membayangkan masa depan. Benarkah? Bagaimana dengan Anda? Sayapun demikian. Kesibukan sehari-hari sudah sedemikian mendominasi sehingga tidak ada lagi waktu untuk berpikir dan berimajinasi tentang kehidupan yang tengah dijalani.
It’s tough to think beyond conditioning. Coba perhatikan saya menggunakan kata “imagine” atau imajinasi pada judul tulisan ini, bukan “planning” atau perencanaan. Imajinasi berasal dari akar kata “image” dalam bahasa Inggris dan lebih jauh lagi“imago” dalam bahasa latin. Terjemahan lepasnya adalah gambar, foto atau bisa juga gambar bergerak.
Sampai di sini saya akan mengatakan bahwa Imagination brings endless possibilities, imajinasi akan membawa kita ke berbagai kemungkinan yang tidak terbatas. Jika perencanaan lebih mementingkan faktor praktis, kemampuan dan kelayakan, maka imajinasi hampir selalu abstrak, luas, bebas dan tidak terbatas (baca: dibatasi oleh imajinasi itu sendiri). Tidak percaya? Dalam 5 menit kedepan coba bayangkan liburan terbaik tanpa harus mempedulikan anggaran. Atau bayangkan anda ada di tepian Gurun Sahara, Raja Ampat dan 3 kota besar di dunia favorit anda.
Imagining your future is the first stage to make that a reality. Jika sudah punya cukup imajinasi tentang diri sendiri dan keluarga, sekarang saatnya bangun imajinasi yang sama tentang bangsa, ekosistem, dunia dan bahkan lebih jauh dari itu. Semakin jauh jarak antara kondisi saat ini dan imajinasi yang Anda bayangkan, maka akan semakin nyata hal-hal yang penting dan bermakna bagi Anda. Lebih jelasnya begini, saya yakin pertimbangan 10, 20 atau bahkan 50 tahun dari sekarang tidak akan mementingkan hal-hal remeh yang tampak penting sekarang.
Imagine far and beyond – bravely and insanely. Elon Musk, inovator kelas wahid yang telah mengusung TESLA (mobil bertenaga listrik), SpaceX (misi ke planet Mars) dan banyak inisiatif lain mengawali itu semua dari imajinasi. Dalam sebuah tulisan yang ditulis belasan tahun lalu, Elon Musk memulai imajinasi dengan mengajukan pertanyaan ini: “Apakah hal-hal yang bakal memperbaiki kehidupan umat manusia di muka bumi dalam 100 tahun kedepan?” Dan dilanjutkan dengan pertanyaan ini “Apa peran yang bisa saya mainkan dalam masa depan itu?”
Ilustrasi diatas adalah ajakan untuk meninggalkan sejenah segala bentuk carut marut dan keruwetan hidup saat ini. Begitu banyak hal istimewa telah, masih dan akan terjadi. Kenapa tidak mulai mengimajinasikan hal-hal istimewa dari dalam diri – dan dari sekarang? Tulisan ini saya tutup dengan menyitir kalimat keren dari Henry Ward Beecher: “The soul without imagination is what an observatory would be without a telescope.” Tidak akan berarti bukan?
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment